Dari Batu Hitam Menuju Hati yang Putih

Umrah itu ibarat perjalanan pulang… Bukan pulang ke rumah di dunia, tapi pulang ke fitrah hati. Fitrah yang hanya mengenal satu Tuhan: Allah.” Allah ﷻ berfirman: "Dan hendaklah mereka menyempurnakan ibadahnya untuk Allah." (QS. Al-Hajj: 29) Tauhid sebagai Pusat Hidup “Saat kita thawaf, kita berputar mengelilingi Ka’bah. Ka’bah itu pusat dunia kita, tapi Allah adalah pusat hati kita. Begitulah hidup seharusnya—semua berputar di sekitar perintah-Nya.” Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa mengucapkan Laa ilaha illallah dan mengingkari apa yang disembah selain Allah, maka terjagalah hartanya dan darahnya." (HR. Muslim) Menghancurkan Berhala Hati > “Nabi Ibrahim menghancurkan berhala dari batu. Kita mungkin tak lagi menyembah patung, tapi berhala hati sering kita pelihara— berhala itu bernama ambisi dunia, riya, atau rasa bangga pada diri.” Allah ﷻ berfirman: "Sungguh, telah ada teladan yang baik pada Ibrahim… ketika ia berkata: Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah selain Allah." (QS. Al-Mumtahanah: 4) Meneguhkan Janji di Multazam > “Di Multazam, kita seperti menandatangani ulang perjanjian hidup: Ya Allah, mulai hari ini, semua untuk-Mu. Shalatku, nafasku, waktuku, bahkan kematianku— semuanya hanya untuk Engkau.” Allah ﷻ berfirman: "Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Rabb semesta alam." (QS. Al-An’am: 162) hijrah hati yang suci > “Umrah bukan akhir perjalanan, tapi titik awal menuju hidup yang bertauhid. Jangan biarkan Ka’bah hanya ada di album foto kita…Tetapi biarkan ia menetap di hati kita.” Rasulullah ﷺ bersabda: "Haji mabrur (termasuk umrah mabrurah) tidak ada balasan kecuali surga." (HR. Bukhari & Muslim)

Ust. H. Nur Hamid Sholeh, Lc

8/17/20251 min read

a man riding a skateboard down the side of a ramp
a man riding a skateboard down the side of a ramp

My post content