HAKIKAT DOA
Doa adalah intisari ibadah, bukti ketundukan, dan rasa butuh kepada Allah ﷻ. Ia bukan sekadar permintaan, tetapi bentuk taqarrub (pendekatan diri) yang menunjukkan tauhid dan keyakinan bahwa hanya Allah lah yang bisa mengabulkan segala sesuatu. قال النبي ﷺ: "الدُّعاءُ هوَ العبادةُ" Yang artinya : “Doa itu adalah ibadah.” (HR. Tirmidzi no. 2969, hasan shahih) Dalil dari Al-Qur’an Allah memerintahkan untuk berdoa dan menjanjikan pengabulan: وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ “Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku mengabulkan untukmu.” (QS. Ghafir: 60) Doa adalah bukti ketundukan, bukan sekadar formalitas: إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ “Sesungguhnya mereka selalu bersegera dalam mengerjakan kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.”(QS. Al-Anbiya’: 90) Ungkapan para ulama tentang hakikat doa • Imam Asy-Syafi’i berkata: "الدُّعَاءُ سِلاحُ المُؤْمِنِ، وعِمادُ الدِّيْنِ، ونُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ." "Doa adalah senjata orang mukmin, tiang agama, dan cahaya langit serta bumi." • Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari : Doa adalah bagian penting dalam ajaran tasawuf, yang tidak hanya dimaknai sebagai permintaan, tetapi lebih dalam sebagai bentuk penghambaan, keterhubungan, dan penyerahan total seorang hamba kepada Allah. Berikut adalah beberapa hikmah beliau dalam kitabnya Al-Ḥikam al-‘Aṭā’iyyah terkait hakikat doa: 1. Doa adalah Tanda Kehambaan, Bukan Sekadar Permintaan قَدْ يُؤَخِّرُ عَلَيْكَ الْإِجَابَةَ، لِيَبْقَى دُعَاؤُكَ دَائِمًا “Terkadang Allah menunda terkabulnya doamu agar terus terjaga adab dan penghambaanmu dalam berdoa.” Maknanya Allah tidak serta-merta mengabulkan doa bukan karena Dia lalai atau tidak peduli, tetapi karena Dia mencintai suara hamba-Nya yang terus mengharap dan mengetuk pintu-Nya. Doa bukanlah alat memaksa Allah, tapi cara menyatakan kebutuhan kita akan-Nya. 2. Doa adalah Tunduk dan Pasrah مَتَى أَطْلَقَ لِسَانَكَ بِالطَّلَبِ، فَاعْلَمْ أَنَّهُ يُرِيدُ أَنْ يُعْطِيَكَ “Ketika Allah memberimu kemampuan untuk berdoa, ketahuilah bahwa Dia hendak memberi sesuatu padamu.” Maknanya jika kita diberikan taufik oleh Allah untuk bisa berdoa, itu adalah alamat baik bahwa Allah telah membuka pintu pemberian-Nya. Maka jangan remehkan doa, karena bisa jadi doamu adalah awal terkabulnya takdir baik dari Allah SWT. 3. Doa Bukan untuk Mengubah Takdir, Tapi Menyatakan Fakir اجْتِهَادُكَ فِيمَا ضُمِنَ لَكَ، وَتَقْصِيرُكَ فِيمَا طُلِبَ مِنْكَ، دَلِيلٌ عَلَى انْطِمَاسِ الْبَصِيرَةِ مِنْكَ “Kegigihanmu dalam sesuatu yang telah dijamin Allah, dan kelalaianmu terhadap yang dituntut darimu, adalah bukti kaburnya mata hati.” Maknanya manusia terlalu sibuk mengejar dunia (yang sudah dijamin) dan lalai berdoa serta beribadah (yang diperintahkan). Doa bukan sekadar alat meminta dunia, tetapi sebagai bentuk menegakkan kewajiban rohani dan ibadah. 4. Doa adalah Pintu Kedekatan لَوْ عَلِمْتَ أَنَّ الْوُجُودَ هُوَ فَضْلُهُ، وَأَنَّ الْعَدَمَ هُوَ عَدْلُهُ، لَمَا تَمَنَّيْتَ غَيْرَ مَا أَعْطَاكَ “Kalau engkau tahu bahwa adanya (pemberian) adalah karunia-Nya, dan tidak adanya adalah keadilan-Nya, engkau tidak akan menginginkan selain apa yang telah Dia berikan.” Ini menegaskan bahwa hakikat doa bukan soal mendapat atau tidak mendapat, tapi soal ridha dan pasrah pada kehendak-Nya. Tips agar doa segera terijabah dari ungkapan Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari yang fenomenal terkait hakikat doa dan rukun-rukunnya, sebagai berikut: "لِلـدُّعَـاءِ أَركَـانٌ وَأَجْـنِـحَـةٌ وَأَسـبَـابٌ وَأَوْقَـاتٌ؛ فَإِنْ وَافَقَ أَرْكَـانُـهُ قُـوِيَ، وإِنْ وَافَقَ أَجْـنِـحَـتَـهُ طَـارَ، وَإِنْ وَافَق أَوْقَـاتَـهُ فَـازَ، وإِنْ وافَقَ أَسْبَابُـهُ نَـجَـحَ." Terjemahannya: "Doa memiliki beberapa rukun, sayap, sebab dan waktu. Jika doa itu sesuai dengan rukun-rukunnya, maka ia kuat. Jika sesuai dengan sayap-sayapnya, maka ia terbang (menembus langit). Jika sesuai dengan waktu-waktunya, maka ia berhasil. Dan jika sesuai dengan sebab-sebabnya, maka ia terkabul." Penjelasan Ringkas (Syarah): 1. الأركان (Rukun) Yaitu keikhlasan, tawadhu', khusyuk dan keyakinan dalam berdoa. Inilah fondasi utama dari doa agar kuat nilainya di sisi Allah. 2. الأجنحة (Sayap) Adalah harapan (رجاء) dan rasa takut (خوف) kepada Allah. Mengawali dan mengakhiri doa dengan membaca sholawat kepada nabi Muhammad SAW. Doa yang punya "sayap" bisa "terbang", artinya sampai ke ‘Arsy karena dibarengi dengan kesungguhan hati. 3. الأوقات (Waktu) Maksudnya adalah memilih waktu-waktu mustajab, seperti: Sepertiga malam terakhir, setelah sholat tahajut Saat sujud diakhir sholat sunah Antara adzan dan iqamah Setelah sholat juma’at Saat thawaf, sa’i, Arafah (termasuk dalam umrah dan haji) 4. الأسباب (Sebab) Yakni hal-hal yang memperkuat doa, seperti: Tidak mengonsumsi barang dan pakain haram Mengiringi doa dengan amal salih Menggunakan asmaul husna Meperbanyak istigfar dan bershalawat atas Nabi ﷺ
Ust. Nur Hamid Sholeh, Lc
7/15/20251 min read
My post content