JABAL NUR
DAN
SITI KHODIJAH
Jabal Nur sebagai saksi perjuangan Siti Khodijah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW,


Jabal Nur dan Siri Khodijah
Nama Jabal Nur berarti "gunung yang bercahaya". Nabi Muhammad SAW kerap mengunjungi Jabal Nur, tepatnya di dalam Gua Hira dan di gua inilah Nabi Muhammad SAW pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT. Saat ini, Gua Hira telah menjadi destinasi wisata terkenal di Arab Saudi. Banyak jamaah haji maupun umrah mengunjungi Gua Hira untuk melakukan ziarah. Lokasinya terletak sekitar 7 km dari Masjidil Haram, di kawasan Hijaz. Kisah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama, kejadian itu bermula ketika Nabi Muhammad SAW sangat prihatin akan keruntuhan moral yang sangat mengkhawatirkan di Kota Makkah. Dalam riwayat disebutkan tatkala Nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun, semakin mendalamlah hasrat Nabi Muhammad untuk menyendiri guna menjernihkan hati dan pikiran, mengingat kondisi kehidupan sosial masyarakatnya yang terpuruk dengan kejahiliyahan. Nabi Muhammad pergi mencari tempat yang dianggap tepat untuk khalwat atau bermuhasabah. Di dalam gua itulah Nabi Muhammad SAW mengasingkan diri. Beliau melakukan ini semata-mata demi memenuhi kebutuhan rohaninya, kebersihan hati, kelembutan perasaan, kejernihan pikiran dan pandangan. Pada saat menyendiri, datanglah malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan wahyu Allah SWT. Setelah wahyu pertama turun, kemudian melalui serangkaian proses yang panjang, beliau diangkat menjadi nabi dan rasul hingga sampai pada peristiwa Isra dan Mi'raj. Wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ini merupakan titik awal cahaya Islam yang terus menerus benderang sampai sekarang ini. Rasulullah SAW dengan wahyu-Nya mampu memberantas kegelapan dan kesesatan yang ada saat itu sampai akhir zaman. Maka tak heran, umat Islam menyebut gunung yang biasa dibuat Rasulullah SAW untuk menyendiri dan menerima wahyu tersebut dengan nama Jabal Nur atau Gunung Cahaya. Ketika Rasulullah SAW berkhalwat di dalam Gua Hira, sayidah khadijah bolak-balik naik turun Jabal Nur dengan melintasi batu terjal kurang lebih satu setengah jam untuk sekali perjalanan (dari bawah sampai ke gua) guna mengirim perbekalan makanan. Gua Hira adalah saksi perjuangan sayidah khadijah, dan inilah yang menjadikan sayidah khadijah berhak menempati rumah berhias mutiara di surga. Ungkapan itu bersumber dari hadits Rasululloh SAW : أَتَى جِبْرِيْلُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ الله هَذِهِ خَدِيْجَةُ قَدْ أَتَتْ مَعَهَا إِنَاءٌ فِيْهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلاَمَ مِنْ رَبِّهَا وَمِنِّي وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصب لاَ صَخَبَ فِيْهِ وَلاَ نَصْبَ Artinya: Jibril mendatangi Nabi SAW lalu berkata, “Ya Rasulullah, Khadijah telah datang membawa tempayan berisi kuah daging atau makanan atau minuman, jika ia tiba sampaikanlah kepadanya salam dari Rabbnya dan dariku, serta kabarkanlah kepadanya dengan sebuah rumah di surga dari mutiara yang tidak ada suara keras (hiruk pikuk) di dalamnya dan juga tidak ada keletihan. (HR Bukhari)
Ust. H. Nur Hamid Sholeh., LC
1/17/20251 min read