Konsep Ikhtiyar dalam Islam

Pengertian Ikhtiyar Secara bahasa, 'ikhtiyar' (الاختيار) berarti memilih atau menentukan sesuatu yang dianggap terbaik. Dalam konteks syariat Islam, ikhtiyar berarti usaha atau upaya manusia dalam mencapai tujuan, dengan tetap menyandarkan hasilnya kepada Allah (tawakkal). Imam al-Ghazali menyatakan bahwa ikhtiyar merupakan bagian dari tanggung jawab manusia sebagai makhluk yang diberi akal dan kehendak oleh Allah. Ungkapan “Ikhtiyar tidak mengkhianati hasil” sering digunakan dalam motivasi Islam, meski tidak secara tekstual ada dalam Al-Qur’an atau hadits dengan redaksi tersebut. Namun, maknanya sangat sesuai dengan prinsip-prinsip Islam tentang usaha (ikhtiyar) dan balasan dari Allah (hasil). Memang sangat sejalan dengan ajaran Islam, karena Allah menjanjikan bahwa setiap amal, setiap langkah, dan setiap niat baik akan dibalas, meski hasilnya bukan selalu seperti yang kita harapkan, tapi selalu ada hikmah dan ganjaran dari Allah. Tentunya usaha sungguh-sungguh yang disertai niat baik dan tawakal kepada Allah tidak akan sia-sia. Dalil-Dalil tentang Ikhtiyar 1. Al-Qur'an إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ Artinya: 'Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.' (QS. Ar-Ra’d : 11) وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ Artinya: 'Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.'(QS. An-Najm : 39) 2. Hadis Nabi ﷺ اِحرِصْ عَلَى مَا يَنفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللّهِ، وَلَا تَعجِز Artinya: 'Bersungguh-sungguhlah terhadap apa yang bermanfaat bagimu, minta tolonglah kepada Allah, dan jangan lemah.' (HR. Muslim no. 2664) Pandangan Ulama tentang Ikhtiyar - Imam al-Ghazali : 'Perbuatan hamba adalah hasil dari ikhtiyarnya, tetapi hakikatnya diciptakan oleh Allah.' (Ihya’ Ulumuddin, Jilid 4) - Ibn Taymiyyah : 'Manusia memiliki kehendak dan kemampuan, namun kehendaknya tidak lepas dari kehendak Allah.' (Majmu’ al-Fatawa, 8/459) - Imam Fakhruddin ar-Razi : ‘Dalam tafsirnya, ia menjelaskan bahwa ayat-ayat seperti QS. Ar-Ra’d: 11 menunjukkan bahwa Allah memberikan ruang usaha kepada manusia untuk memperbaiki nasibnya. Ikhtiyar dan Tawakkal : Keseimbangan Islam tidak mengajarkan fatalisme (takdir tidak bisa dirubah). Ikhtiyar adalah bagian dari iman, dan tawakkal bukan berarti pasif. Perlu keseimbangan antara usaha maksimal (ikhtiyar) dan penyerahan hasil (tawakkal). Sejatinya takdir ada yang bersifat (mubram) mutlak tidak bisa dirubah seperti tempat tanggal kelahiran seseorang. Ada juga yang bersifat (muallaq) Alloh izinkan bisa merubahnya dengan ikhtiyar, doa dan amal sholeh. Rasulullah bersabda : 'Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki; ia pergi pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.' (HR. Ahmad dan Tirmidzi) Contoh Praktis Ikhtiyar dalam Ibadah dan Kehidupan 1. Bekerja mencari nafkah : Sunnah Nabi, bukan sekadar menunggu rezeki. 2. Berobat saat sakit : Bentuk ikhtiyar, Rasul pun pernah berobat. 3. Menuntut ilmu : Upaya memperbaiki nasib dan amal. 4. Melaksanakan umrah/haji : Ikhtiyar fisik, finansial, spiritual

Ust. Nur Hamid Sholeh, Lc

7/16/20251 min read

black blue and yellow textile
black blue and yellow textile

My post content