URGENSI AKIDAH DALAM IBADAH UMRAH
Akidah adalah Fondasi Ibadah Umrah adalah ibadah yang tidak hanya melibatkan gerakan fisik (thawaf, sa’i, tahallul), tetapi mewakili tauhid — pengesaan Allah dalam ibadah. Jika seseorang melakukan umrah, tapi akidahnya rusak (misalnya syirik, riya’, bergantung pada benda selain Allah), maka ibadahnya bisa batal atau tidak diterima. Alloh berfirman di dalam al-qur'an : وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama...”(QS. Al-Bayyinah: 5) Ritual Umrah adalah Syiar Tauhid dan semua rukun dan amalan umrah punya makna tauhid, sebagai contohnya : 1. Talbiyah : "Labbayk Allahumma labbayk..." Artinya hanya Allah yang diseru, tidak menyebut nama wali, nabi, atau malaikat. Ini adalah bentuk ikrar tauhid. 2. Thawaf di Ka'bah : Bukan menyembah bangunan, tetapi mengikuti perintah Allah. Ini menolak paham syirik terhadap benda. 3. Berdoa di Multazam, Hajar Aswad, dll : Disyariatkan untuk berdoa langsung kepada Allah, bukan kepada orang mati. Kisah menarik tentang Umar bin Khattab dan Hajar Aswad Dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu menyampaikan : "Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau (wahai Hajar Aswad) hanyalah batu. Jika bukan karena aku melihat Rasulullah ﷺ menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu.” (HR. Bukhari no. 1597, Muslim no. 1270) Makna kisah ini Umar menegaskan bahwa ibadah dalam umrah tidak boleh didasarkan pada benda atau keyakinan mistik, tapi murni mengikuti perintah Allah dan Rasul. Ini contoh akidah yang lurus dalam praktik umrah. Bahaya Bila Umrah Tanpa Akidah yang Lurus Ibadah umrah adalah bentuk penghambaan kepada Allah. Jika dilakukan dengan niat yang salah, atau tercampur syirik dan bid’ah, maka ibadah tersebut bisa tertolak. Hal ini berdasarkan dalil al-qur'an : وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ... لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ “Sungguh telah diwahyukan kepadamu dan orang-orang sebelum kamu: Jika kamu mempersekutukan (Allah), maka amalmu pasti akan terhapus.”(QS. Az-Zumar: 65) Contoh Bahaya Umrah Tanpa Akidah yang Lurus : 1. Syirik dalam Berdoa Banyak orang ketika berada di depan makam Nabi ﷺ atau Maqam Ibrahim, berdoa: "Ya Rasulullah, sembuhkan saya!" Atau : "Wahai wali, berkahilah rezekiku!" Ini adalah praktek syirik akbar, karena meminta kepada selain Allah dalam perkara ghaib. 2. Tawaf Syirik Ada yang tawaf sambil : • Membaca dzikir-dzikir mantra dari guru spiritual tanpa dalil. • Menyentuh dan mengusap seluruh dinding Ka’bah untuk cari “berkah”. • Memakai batu akik atau benda tertentu yang diyakini membawa tuah. Padahal, tawaf adalah ibadah khusus yang hanya boleh dilakukan kepada Allah semata, bukan kepada bangunan atau benda. 3. Menganggap Tanah Suci Sebagai Sumber Kekuatan Mistis Sebagai contohnya : • Membawa tanah dari Mekah/Madinah lalu ditanam di halaman rumah agar “berkah”, • Menaruh air zamzam di etalase dagangan agar “laris”, • Mandi dengan air zamzam sambil membaca mantera-mantera buatan sendiri. Ini bentuk tahayul dan syirik kecil, yang bertentangan dengan ajaran tauhid. 4. Umrah Karena Dunia, Bukan Karena Allah Ada juga orang berangkat umrah bukan karena cinta kepada Allah, tapi karena : • Gengsi sosial: “Biar dibilang sudah umrah.” • Bisnis: “Biar dapat klien atau proyek.” • Politik: “Biar pencitraan.” Ini bisa jadi riya’ (pamer), yang merupakan syirik kecil dan menghapus pahala. Sedangkan Rasulullah mewanti-wanti dalam haditsnya : “Barangsiapa melakukan amal karena ingin dilihat manusia, maka ia telah berbuat syirik.” (HR. Ahmad, hasan)
Ust. H. Nur Hamid Sholeh, Lc
8/13/20251 min read


My post content